Ini 8 Golongan Orang yang Berhak Menerima Zakat
Golongan orang yang berhak menerima zakat ada beberapa jenis. Sebagai Muslim yang sudah memenuhi ketentuan wajib membayar atau mengeluarkan zakat, baik Fitrah, Mall maupun Profesi. Agar tidak salah, Anda perlu mengetahui siapa saja yang berhak untuk menerimanya.
Selama ini zakat umumnya dibagikan melalui amil atau seseorang yang ditugaskan dalam pembagian zakat. Ada juga yang berpendapat bahwa zakat boleh langsung dibagikan sendiri kepada golongan orang yang berhak menerima zakat. Meski demikian, hal itu boleh dilakukan jika tidak ada amil zakat atau amil tersebut terbukti tidak amanah.
Tip aman pinjaman dana
Agar Anda aman selama menjadi peminjam dana atau borrower ada baiknya melakukan berapa tips berikut ini untuk terhindari dari gagal bayar. Karena jika sampai Anda mengalami gagal bayar, risikonya terlalu besar seperti masuk ke daftar hitam Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di mana ke depannya Anda akan sulit mendapatkan pinjaman dana dari lembaga keuangan atau fintech pendanaan.
Jadi, siapapun yang memiliki KTP, penghasilan, usaha bisa memanfaatkan pinjaman dana di fintech pendanaan bersama. Gunakanlah dana tersebut untuk hal-hal yang penting, terlebih untuk usaha bisa menggunakan dana dalam mengembangkan bisnis.
Setiap muslim dianjurkan untuk mencari rezeki yang halal. Hal ini dijelaskan dalam banyak ayat Al-Qur'an dan juga hadits Rasulullah SAW.
Harta yang halal didapatkan dengan jalan yang diridhoi Allah SWT. Sementara harta haram diperoleh dari jalan yang bathil.
Dalam surat An-Nisa ayat 29, Allah SWT berfirman,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Mengutip buku Pengantar Fiqh Jual Beli & Harta Haram oleh Ammi Nur Baits dijelaskan harta haram adalah harta yang diperoleh dari pendapatan yang haram. Salah satu definisi pendapatan haram, disebutkan oleh Syaikh Dr. Khalid al-Mushlih dalam Jurnal Kementrian Keadilan, Arab Saudi, pendapatan haram adalah semua harta yang didapatkan atau dikumpulkan dengan cara yang melanggar syariat.
Dalam hidup tidak ada yang terabaikan, karena semua akan dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Pencipta, Allah SWT. Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu 'anhu, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana dia infakkan dan (5) mengenai tubuhnya di manakah usangnya." (HR. Tirmidzi)
Semua yang dimiliki manusia akan dihisab oleh Allah SWT, dari mana didapatkan dan untuk apa digunakan.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh akan datang satu zaman di tengah manusia, seseorang tidak lagi peduli dengan harta yang dia ambil, apakah dari harta halal ataukah dari harta haram." (HR. Ahmad & Bukhari)
Para sahabat Rasulullah SAW telah mencontohkan untuk senantiasa mencari dan mengonsumsi apapun yang halal.
Ada kisah dari Abu Bakr as-Shiddiq, sahabat Rasulullah SAW, suatu ketika hamba sahayanya membawa sesuatu makanan dan Abu Bakar as-Shiddiq memakannya. Lalu hamba sahaya itu berkata, "Wahai tuanku, tahukah Anda dari mana makanan ini?"
Abu Bakar menjawab, "Dari mana engkau dapat makanan ini?" Budak itu menjawab, "Dahulu saya pernah berlagak seperti orang pintar (dukun), padahal saya tidak pandai ilmu perdukunan. Saya hanya menipunya. Lalu (di kemudian hari) dia menjumpaiku dan memberikan upah kepadaku. Makanan yang tadi Anda makan adalah bagian pemberian tersebut."
Mendengar hal itu Abu Bakar langsung memasukkan jari-jarinya ke mulutnya sampai ia memuntahkan semua makanan yang baru beliau makan.
Dalam kisah lain, Umar bin Khatab diberi minum susu dan beliau begitu senang. Kemudian beliau bertanya kepada orang yang memberinya minum, "Dari manakah engkau mendapatkan susu ini?"
Orang itu menjawab, "Saya berjalan melewati seekor onta sedekah, sementara mereka sedang berada dekat dengan sumber air. Lalu saya mengambil susunya." Mendengar cerita orang itu, seketika itu pula Umar memasukkan jari ke mulutnya agar ia memuntahkan susu yang baru diminumnya.
Golongan Orang yang Berhak Menerima Zakat
Membagikan zakat tidak boleh sembarangan. Selain harus tepat jumlahnya, juga penerimanya. Islam sudah mengatur siapa saja golongan orang yang berhak menerima zakat. Hal ini penting agar kita tidak salah sasaran memberikan apa yang menjadi kewajiban kita.
Diterima sedekahnya
Sedekah dari harta yang haram akan tertolak dan tidak diterima. Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda, "Allah tidak akan menerima shalat seseorang tanpa berwudhu (bersuci), dan tidak akan menerima sedekah dengan harta ghulul (khianat)" (HR. Muslim).
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika engkau telah menunaikan zakat hartamu, maka engkau telah melaksanakan kewajiban. Barangsiapa yang mengumpulkan harta dari jalan yang haram, kemudian dia menyedekahkan harta itu, maka sama sekali dia tidak akan memperoleh pahala, bahkan dosa akan menimpanya." (HR. Ibn Hibban).
Sedekah dari harta yang haram akan tertolak dan tidak diterima, untuk itulah kita perlu mengenal apa dan bagaimana harta haram tersebut. Foto ilustrasi/ist
sangat penting bagi seorang muslim. Karena akibat
yang kita makan, bisa jadi yang membuat amal ibadah kita tertolak,
, dan usahanya tidak diberkahi. Untuk itulah, seorang muslim wajib mengenal apa itu harta haram.
Dalam pengertiannya harta haram menurut Syaikh Dr. Khalid al-Mushlih adalah semua harta yang didapatkan atau dikumpulkan dengan cara yang
. Lantas apa saja yang termasuk dalam harta haram ini?
Mengutip penjelasan Ustadz Ammi Nur Baits, Dewan Pembina Konsultasi Syariah, pembagian harta haram adalah terbagi dua, yakni: harta haram karena dzatnya dan harta haram karena cara mendapatkannya.
Harta haram karena dzatnya ada 4 macam, yaitu:
(a) Benda haram yang sama sekali tidak memiliki manfaat yang mubah, seperti khamr, berhala, alat musik, dan seterusnya.
Harta semacam ini harus dibuang dan sama sekali tidak boleh disimpan. Harta haram jenis ini tidak bisa diperjualbelikan dan tidak bisa dimanfaatkan.
Ketika khamr diharamkan, Abu Thalhah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang anak yatim yang memiliki warisan berupa khamr. Beliau bersabda, “Tumpahkan!” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
(b) Benda haram yang memiliki manfaat mubah, namun tidak boleh diperjual belikan.
Seperti anjing, atau bangkai yang bisa disamak kulitnya, atau lemak bangkai yang bisa dimanfaatkan untuk minyak.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا حَرَّمَ عَلَى قَوْمٍ أَكْلَ شَىْءٍ حَرَّمَ عَلَيْهِمْ ثَمَنَهُ
“Apabila Allah mengharamkan suatu kaum untuk makan sesuatu maka Allah haramkan hasil penjualannya.” (HR. Ahmad 2221, Abu Daud 3490 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
(c) Benda yang haram dimakan namun halal dimanfaatkan dan diperjualbelikan.
Contoh keledai, bighal, kucing (menurut jumhur ulama).
Ibnul Qayyim menjelaskan,
Merekrut dan mempertahankan pegawai adalah salah satu kunci yang memengaruhi pertumbuhan perusahaan. Perputaran karyawan (turnover) yang cepat menimbulkan kerugian baik dari segi finansial maupun moral pada perusahaan dan karyawan yang masih bekerja.
Mengacu pada Gallup, turnover yang ideal adalah 10% dalam setahun. Tapi, persentase ideal bisa berbeda antara satu industri dengan industri lain dan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Namun, perusahaan tak cukup hanya menilai rendah tingginya turnover, karena bisa jadi turnover yang masih termasuk ideal berdasarkan standar Gallup, ternyata berpengaruh signifikan terhadap bottom line perusahaan. Oleh karena itu, hendaknya perusahaan melihat ‘Siapa yang keluar’ untuk mencari tahu akar masalah dan mengatasinya.
Istilah turnover bukan metrik yang cukup baik untuk menganalisa akar masalah. Perusahaan perlu menggunakan metrik lainnya yang lebih detail yaitu ‘siapa yang keluar’. Jika dari sebuah persentase turnover mayoritasnya adalah para top performers dan top-tier, maka bisa jadi pertanda bahwa ada masalah yang sangat vital dalam perusahaan, entah itu masalah manajemen, kultur atau gaji yang membuat mereka merasa disengaged dan memutuskan keluar.
Padahal, keluarnya para top performers membawa dampak signifikan bagi perusahaan karena output mereka empat kali lebih besar daripada karyawan biasa dengan gaji yang setara. Bisa jadi hubungan perusahaan dengan konsumen terganggu, bahkan putus hubungan, dan inilah yang kemungkinan akan memberikan dampak signifikan terhadap bottom line perusahaan.
Keluarnya para top-tier position juga memberikan dampak signifikan yaitu terhadap produktivitas dan ROA perusahaan. Proses untuk mencari pengganti kedua kelompok karyawan tersebut pun tak akan mudah dan memakan cost yang tidak sedikit.
Sedangkan jika turnover tinggi pada low performers, bisa jadi membawa dampak positif bagi banyak aspek, mulai dari employee engagement, produktivitas hingga profit, asalkan kita bisa meminimalkan persentasenya dan menggantinya dengan sumber daya manusia yang kualitasnya jauh lebih baik. Turnover rate tinggi pada low performers mengindikasikan perusahaan perlu melakukan perbaikan pada proses rekrutmen.
Adapun turnover tinggi pada kelompok new-hired, kemungkinan besar menandakan ada masalah dalam proses seleksi, onboarding dan/atau proses training.
Pembagian Harta Haram
Abul ‘Abbas Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menerangkan,
Harta haram ada dua macam: (1) haram karena sifat atau zatnya, (2) haram karena pekerjaan atau usahanya.
Harta haram karena usaha seperti hasil kezholiman, transaksi riba dan maysir (judi).
Harta haram karena sifat (zat) seperti bangkai, darah, daging babi, hewan yang disembelih atas nama selain Allah.
Harta haram karena usaha lebih keras pengharamannya dan kita diperintahkan untuk wara’ dalam menjauhinya. Oleh karenanya ulama salaf, mereka berusaha menghindarkan diri dari makanan dan pakaian yang mengandung syubhat yang tumbuh dari pekerjaan yang kotor.
Adapun harta jenis berikutnya diharamkan karena sifat yaitu khobits (kotor). Untuk harta jenis ini, Allah telah membolehkan bagi kita makanan ahli kitab padahal ada kemungkinan penyembelihan ahli kitab tidaklah syar’i atau boleh jadi disembelih atas nama selain Allah. Jika ternyata terbukti bahwa hewan yang disembelih dengan nama selain Allah, barulah terlarang hewan tersebut menurut pendapat terkuat di antara pendapat para ulama yang ada. Telah disebutkan dalam hadits yang shahih dari ‘Aisyah,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ قَوْمٍ يَأْتُونَ بِاللَّحْمِ وَلَا يُدْرَى أَسَمَّوْا عَلَيْهِ أَمْ لَا ؟ فَقَالَ : سَمُّوا أَنْتُمْ وَكُلُوا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai suatu kaum yang diberi daging namun tidak diketahui apakah hewan tersebut disebut nama Allah ketika disembelih ataukah tidak. Beliau pun bersabda, “Sebutlah nama Allah (ucapkanlah ‘bismillah’) lalu makanlah.”[1] (Majmu’ Al Fatawa, 21: 56-57)
Cara meminjam dana di fintech pendanaan bersama
Cara meminjam dana sangatlah mudah. Bermodalkan smartphone dan aplikasi, Anda bisa menulusuri perusahaan mana yang ingin dipilih untuk pinjaman dana.
Pada umumnya cara meminjam dana di fintech pendanaan bersama sebagai berikut.
Tidak perlu repot memang untuk meminjam dana di fintech pendanaan bersama. Semua dilakukan serba online, dan Anda tinggal menunggu untuk mendapat persetujuan atau tidak.
“Perbedaan Hubungan Yang Sehat Dan Hubungan Yang Tidak Sehat”
Hubungan itu seperti akar pada Tumbuhan. Semakin sehat, akarnya akan berkembang semakin kuat dan mampu menyerap makanan untuk disalurkan ke setiap batang dan dahan yang tumbuh semkin rindang. Akar yang mampu menopang untuk memberi penghidupan dan berbuah kebahagiaan.
Saling berusaha, saling menjaga saling peduli di saat senang ataupun saat sulit, di saat sehat ataupun sakit, dalam suka maupun duka sama-sama mau untuk saling berusaha membina komunikasi yang terbuka dan tidak hanya salah satu saja yang berusaha.
Apa yang membedakan “Hubungan yang Sehat vs. Hubungan yang Tidak Sehat?".
Menjalin sebuah hubungan itu membutuhkan kesiapan mental, juga keyakinan untuk memantapkan hati. Sebab, dalam perjalanannya nanti, setiap pasangan pasti akan menemui kerikil dan lika-liku jalan yang tidak selalu mulus dan tak jarang terjal yang dapat membuat goyah sebuah hubungan. Kalau kita tidak mempersiapkan hati sebelumnya, dan hanya menjalani saja semua itu dapat berubah menjadi sebuah hubungan jadi tidak sehat.
Ada berbagai alasan seseorang dalam menjalin hubungan mereka, misalnya ada yang pacaran karena memang sama-sama saling mencintai. Namun, tak sedikit yang juga memulai hubungan pacarannya hanya karena berlandaskan tak ingin merasa kesepian atau pelarian setelah putus dari pasangan. Baginya perhatian dari orang lain itu sangatlah ia butuhkan. Kamu harus tahu hubungan yang hanya berlandaskan karena kamu kesepian itu tidaklah sehat. Karena secara tidak langsung kamu menyakiti perasaan pasangan kamu.
Apa aja sih ciri-ciri hubungan yang gak sehat dan bagaimana seharusnya hubungan yang sehat? Jangan sampai kamu dan pasangan terjebak kedalam hubungan yang tidak sehat yah.
Selalu ada ruang untuk kata maaf dan mampu memberikan maaf saat pasangan melakukan kesalahan di dalam hubungan yang sehat. Sedangkan untuk hubungan tak sehat, sering kali kata maaf atau penerimaan maaf sulit diberikan, taka jarang tidak ada perasaan bersalah sedikitpun ketika melakukan kesalahan.
Setiap kali membuat kesalahan kecil, besar, disengaja ataupun tidak, pasangan yang memiliki hubungan yang sehat akan saling meminta maaf dan merasakan perasaan bersalah. Hal itu dapat menunjukkan bahwa mereka saling menghargai perasaan pasangannya. Sementara itu, dai dalam hubungan yang tidak sehat, bila salah satu pasangan melakukan satu kesalahan, jangankan kata maaf, biasanya perasaaan bersalah tidak ada sedikitpun.
Di dalam hubungan yang sehat mereka akan saling menempatkan pasangan sebagai sahabat atau rekan, bukan melihat pasangan sebagai saingan. Dalam sebuah hubungan, yang dibutuhkan adalah kerja sama berdua saling mengisi dan melengkapi. Tidak menempatkan ego masing-masing di atas sebuah hubungan, jika itu tidak terjadi dan menganggap pasangan sebagai saingan bisa dipastikan bahwa hubungan yang dijalani adalah sebuah hubungan yang sudah tidak sehat lagi. Terlebih mulai timbul perasaaan iri ketika pasangan kita mendapatkan keberhasilan.
Hubungan yang sehat itu pada dasarnya masing-masing dari pasangan memiliki kebebasan untuk bisa mengungkapkan pendapatnya. Sedangkan di dalam sebuah hubungan yang tidak sehat kerap kali terjadi perdebatan akan hal-hal sepele yang sering kali tidak perlu ada.
Pasangan dengan hubungan yang sehat bisa dengan bebas mengungkapkan isi kepala dan hati mereka. Dan mereka sama-sama mau menerima pendapat pasangannya dengan terbuka. Komunikasi pun biasanya dilakukan secara intens. Sedangkan pasangan dengan hubungan yang tidak sehat akan selalu terjadi konflik setiap kali berkomunikasi semua ini terjadi karena saling mempertahankan ego masing-masing.